Friday, 27 April 2007
Tobing.or.id, Siapa tidak mengenal Stephen Hawking. Ia adalah profesor ilmu matematika di
University of Cambridge yang telah merampungkan tahap awal penelitian tentang
lubang hitam dan asal-usul alam semesta.
Pria 65 tahun tersebut, Kamis
waktu setempat, dijadwalkan menjadi orang cacat pertama yang akan merasakan
sensasi pesawat bergravitasi nol milik Zero Gravity Corp. Hawking menderita
kelumpuhan ALS yang juga dikenal dengan penyakit Lou Gehrig.
Bersama
pesawat itu, selama beberapa detik ahli astrofisika itu berharap bisa merasakan
kegembiraan mengambang bebas dengan gravitasi nol, sehingga ia bisa sejenak
melupakan kelumpuhannya. "Bagi orang yang ototnya tidak bekerja dengan baik
seperti saya, mengambang tanpa bobot adalah hal yang menggembirakan," kata
Hawking.
Hawking yang tidak bisa berbicara atau menggerakkan tangan dan
kakinya, hanya bisa membuat mimik wajah dengan menggunakan otot di sekitar mata,
alis, dagu dan mulutnya. Untuk berbicara, ia dibantu komputer khusus yang bisa
mengeluarkan suara tiruan dengan memilih kata-kata di layar komputer melalui
sensor infra merah yang mendeteksi gerakan di dagunya.
Hawking menaikkan
alisnya untuk mengatakan ya, dan menggerakkan mulutnya untuk mengatakan tidak.
"Saya selalu ingin terbang di luar angkasa," kata Hawking.
Penerbangan
bergravitasi nol di dalam sebuah pesawat jet modifikasi yang bisa menciptakan
sensasi mikrogravitasi saat menukik tajam di atas Laut Atlantik selama 25 detik
berakhir hanya dalam beberapa detik.
Interior di dalam jet itu dilengkapi
bantalan untuk melindungi para penumpang, dan kamera untuk merekam petualangan
mereka. Biasanya, pesawat itu menukik sebanyak 10 hingga 15 kali. Para penumpang
dikenakan biaya sebesar US$ 3.750 untuk mengikuti petualangan itu. Namun, khusus
untuk Hawking, fasilitas itu diberikan cuma-cuma. Setelah jet mencapai
ketinggian yang tepat, asisten Hawking akan mengangkatnya dan menyandarkannya di
kabin untuk melakukan tukikan pertama.
Kesempatan berikutnya dilakukan
setelah dua dokter dan tiga perawat yang menemani Hawking memastikan bahwa ia
menikmati perjalanan tersebut. Hawking tidak membawa kursi roda dan komputer
khususnya. Namun, asisten Hawking tetap membawa laptop dan kartu berisi
huruf-huruf jika Hawking ingin berkomunikasi.
"Kami rasa misi kami
membuatnya tanpa bobot selama 25 detik sudah berhasil," kata Peter Diamandis,
ketua sekaligus CEO Zero Gravity.